 |
Traffic Light Pertama |
Di
tiap perempatan atau pertigaan jalan raya, kamu pasti bisa menemukan
lampu lalu lintas yang berfungsi mengatur kendaraan yang sedang
melintas. Tapi pernahkah anda berfikir bagaimana awal mula ditemukannya
lampu lalu lintas? Seperti apakah bentuk lampu lalu lintas saat pertama
kali ditemukan? mari kita cari tahu.
Aturan
berlalu lintas sudah berlaku sejak dulu bahkan sebelum ditemukannya
kendaraan bermotor. Saat itu, lalu lintas kereta berkuda dan pejalan
kaki di atur oleh polisi lalu lintas dengan menggunakan bendera putih
dan peluit sebagai alatnya.
Lampu lalu lintas baru mulai dikenal pada tahun 1868 saat kendaraan
bermotor sudah mulai banyak digunakan oleh masyarakat. Lampu lalu lintas
terpasang pertama kali di London dekat Gedung Parlemen. Hanya saja,
saat itu lampu lalu lintas tersebut baru memiliki dua warna, yakni hijau
dan merah. Pada Januari 1869 lampu ini meledak dan melukai seorang
petugas polisi yang sedang berada di dekatnya. Setelah kejadian
tersebut, lampu lalu lintas tidak dipasang lagi.
 |
Garret Agustus Morgan |
Kemudian
seseorang berkebangsaan Amerika Serikat bernama Garrett Augustus Morgan
berusaha membuat lampu lalu lintas agar dapat digunakan secara efektif
dan juga lebih aman. Penemuannya ini bermula ketika ia melihat suatu
tabrakan yang terjadi antara mobil dan kereta kuda. Peristiwa itu
terjadi karena pada waktu itu sistem pengaturan lalu lintasnya
menggunakan sinyal stop and go. Morgan berfikir bahwa sinyal stop and go
memiliki kelemahan besar, yakni tidak adanya jeda waktu bagi pengguna
jalan sehingga masih banyak terjadi kecelakaan.
Ia
kemudian menciptakan lampu lalu lintas berbentuk seperti huruf T. Lampu
ini terdiri dari tiga lampu dengan warna yang berbeda-beda, yaitu
sinyal stop (ditandai dengan lampu merah), go (lampu hijau), posisi stop
(lampu kuning). Lampu kuning inilah yang memberikan jeda waktu untuk
mulai berjalan atau mulai berhenti. Lampu kuning juga memberi kesempatan
untuk berhenti dan berjalan secara perlahan.
Pada
awal 1912 di Salt Lake City, seorang polisi bernama Lester Wire
menemukan lampu lalu lintas pertama di dunia yang dijalankan dengan
tenaga listrik. Dua tahun kemudian, hal yang sama dilakukan oleh
American Traffic Signal Company, di Cleveland, Ohio. Lampu lalu lintas
ini terdiri dari dua warna, merah dan hijau, dan sebuah bel listrik yang
berfungsi untuk memberi peringatan jika adanya perubahan nyala lampu.
Pada tahun 1920, seorang petugas polisi bernama William Potts, di
Detroit, Michigan menyempurnakan pembuatan lalu lintas dengan tiga warna
yang kemudian dikenal sebagai dasar ditemukannya lampu lalu lintas
modern yang ada pada saat ini. Lampu lalu lintas pertama yang
dioperasikan secara otomatis diperkenalkan pada Maret 1922 di Houston,
Texas. Di Inggris, lampu lalu lintas pertama dioperasikan di
Wolverhampton pada tahun 1927.
Warna yang paling umum digunakan untuk lampu lalu lintas adalah merah,
kuning, dan hijau. Merah menandakan berhenti, kuning menandakan
hati-hati, dan hijau menandakan boleh memulai berjalan dengan hati-hati.
Biasanya, lampu warna merah mengandung beberapa corak berwarna jingga,
dan lampu hijau mengandung beberapa warna biru. Ini dimaksudkan agar
orang-orang yang buta warna merah dan hijau dapat mengerti sinyal lampu
yang sedang menyala.
Ketiga warna tersebut ternyata mengandung filosofi juga, lho. Warna merah identik dengan darah. Pada masa peperangan dulu, pertumpahan darah terjadi dimana-mana, menyisakan luka dan kematian. Kemudian muncullah sekelompok orang yang anti peperangan, maka dibuatlah peraturan larangan berperang dan saling melukai. Sejak saat itu warna merah digunakan untuk lambang larangan atau stop.
Warna kuning identik dengan api yang memiliki dua pilihan, yaitu api kecil yang mampu dikendalikan dan menjadi bermanfaat atau api besar yang tak terkendali sehingga menjadi berbahaya. Zaman peperangan dulu, manusia mengamati musuhnya berdasarkan api karena api digunakan untuk berbagai hal seperti penerangan dan memasak. Jika terlihat api dari kelompok musuhnya, maka prajurit akan berhati-hati atau bersiap-siap menghadapi musuh. Warna kuning juga identik dengan warna daun yang sudah tua, artinya daun itu sebentar lagi gugur dan digantikan yang masih segar sehingga warna kuning juga melambangkan transisi atau peralihan. Itulah alasan warna kuning menjadi simbol hati-hati atau waspada.
Warna hijau identik dengan daun. Meskipun tidak semua daun berwarna hijau dan warna hijau setiap tanaman juga tidak selalu sama, tapi hampir semua tanaman mengandung warna hijau. Keberagaman tanaman ini dapat dilihat sebagai kebebasan, setiap tanaman bebas berwarna hijau. Warna hijau juga merupakan warna yang menyegarkan mata, terutama untuk terapi sehingga warna ini aman untuk mata. Itulah mengapa warna hijau dipilih menjadi simbol bebas dan aman untuk berjalan pada lampu lalu lintas.
Lampu lalu lintas disusun secara vertikal dengan urutan warna merah yang paling atas, kemudian kuning, dan hijau yang paling bawah untuk memudahkan pengguna jalan yang buta warna. Warna merah mengandung corak warna jingga, sedangkan warna hijau mengandung corak warna biru sehingga orang yang buta warna merah dan hijau masih dapat membedakan lampu mana yang sedang menyala.